Selasa, 19 Mei 2009

Memang Susah Sih Melawan Teori Evolusi Itu ….

Kalau mengikuti definisi teori Evolusi menurut kajian biologi, nyaris atau bahkan kita tidak akan bisa menolak kebenaran teori evolusi. Sungguh lho !. Mengapa?, ya karena evolusi didefinisikan sebagai perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Jadi, ketika dua ekor monyet melakukan perkawinan atau saya lahir karena perkawinan Nyak dan Babe, maka itu memenuhi kaidah teori Evolusi. Jadi, saya ini membawa sifat-sifat Nyak dan Babe dalam kombinasi yang secara genetik muncul yang dominan dan tersimpan yang resesif.

“Yah.. kalau begitu, pastilah teori evolusi itu benar !”. Lalu, bagaimana dengan seleksi alam ?, Lalu kapan buaya pindah ke darat, ada hewan antara berinsang dan berparu-paru, ada bentuk-bentuk relatif sama antara organisme satu dengan yang lain. Mirip secara fisik, dan mirip juga secara genetis. Lalu mengapa tiba-tiba saja di era sekitar masa dinosaurus, tiba-tiba bermunculan keanekaragaman hayati yang luar biasa banyak?. Tidakkah itu bersumber dari satu moyang?.

Bentar !, ada dua masalah dalam kajian biologi (yang saya baca lho). Pertama, teori evolusi yang berkenaan dengan pewarisan genetis dalam satu spesies yang sama. Manusia dengan manusia, monyet dengan monyet, atau palem dengan palem lagi. Dan kedua, yang meyakini bahwa perubahan demi perubahan pada evolusi (kejadian yang berlangsung terus menerus dan gradua dalam tempo relatif lama) yang menghasilkan spesies yang benar-benar baru sama sekali. Kalau sperma ijab kabul dengan ovum kemudian menghasilkan manusia, ya itu juga masuk dalam kaidah evolusi. Ilmuwan dan agamawan atau awampun tidak menolak hal ini. Namun,yang kedua : kaidah-kaidah genetik dan seleksi alam menghasilkan spesies yang benar-benar baru (Genetic Drift) adalah sumber konflik pertanyaan dan penciptaan. Apakah mahluk hidup satu dan lainnya berasal dari satu pohon evolusi yang sama, ataukah setiap mahluk hidup (spesies) diciptakan dengan sifat dan potensi tertentu. Kalau terbukti (terbukti apa?, melalui laboratorium, kesimpulan penelitian, ataukah asumsi ?) bahwa mahluk hidup itu berasal dari induk yang sama, maka menyimpulkan bahwa ikan di laut menjadi mahluk darat, atau manusia menjadi buaya, atau monyet menjadi manusia adalah keniscayaan ilmu?.

Perancangan Sempurna.

Kalau mengikuti selera genetik, menyimpulkan bahwa kemiripan morfologis monyet dan manusia atau spesies lainnya sehingga menyimpulkan adanya pohon evolusi (ada moyang yang sama), seharusnya mulai ditinggalkan. Contohnya, kalau melihat komposisi genetik, Sapi lebih mirip ikan paus dari pada kuda !. Dengan kata lain, bicara di ranah pemikiran ala Darwin dan kemiripan morfologis di era biologi molekuler seharusnya mulai totally ditinggalkan (diharamkan ! :D ). Diskusi mengenai evolusi mahluk hidup dan perubahannya, lebih layak dibahas di peta genom manusia, hewan, dan faktor-faktor yang memungkinkan kita bisa melihat mengapa perubahan itu terjadi dan berupaya untuk memahami, bagaimana perancangan sempurna Allah SWT menciptakan mahlukNya.

Sehingga benar (kah?) genetik hewan satu dengan lainnya bisa berubah setelah sekian masa, mammouth bisa menjadi gajah (singkatnya, menjadi spesies baru) adalah keniscayaan yang terjadi di alam raya ini, khususnya di planit bumi ini?. Ataukah, memang semuanya didisain dari bahan dasar yang sama lalu diaduk-aduk oleh yang MahaKuasa sehingga kemunculan spesies baru adalah tiba-tiba saja melalui sebuah proses penciptaan?. Jadi, tidak ada pohon evolusi tunggal, yang ada adalah jutaan ataupun milyaran pohon evolusi …. hadir dan lenyap begitu saja pula, melalui mekanisme yang sudah ditetapkanNya pula…..

(Ntar disambung lagi ya).


Sumber: agorsiloku.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar